BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan
hasil penelitian dan fakta yang ada mengenai tentang bentuk interaksi dalam
komunitas motor trabas di Kecamatan Salem Kabupaten Brebes Jawa Tengah maka
dapat diterik kesimpulan sebagai berikut:
1. Latar
belakang komunitas motor trabas berawal mulanya dari kota
Bandung Jawa Barat. Komunitas motor trabas itu sangat terkenal kemana-mana
hingga merambah ke kota-kota besar seperti Jakarta, Medan, Surabaya,
Yogyakarta, Malang, Semarang bahkan keluar polou Jawa dan lain-lain sebagainya.
Dengan pemberitaan dimedia masa banyak orang melihat tayangan komunitas motor
itu tampil maka banyak orang-orang yang
meniru komunitas motor itu. Seperti halnya para komunitas motor trabas atau
motor trail yang ada di desa Bentar samapai ke Bentarsari Kecamatan Salem Kabupaten Brebes Jawa Tengah.
2. Program
atau kegiatan dalam komunitas motor trabas di Kecamatan Salem Kabupaten Brebes.
Para komunitas motor trabas setiap minggunya atau tahunnya mempunyai agenda
perogran dan kegiatan. Program dan kegiatan dalam komunitas motor trabas ini
bermacam-macam, sebagai berikut:
a.
Mengadakan
kumpul-kumpul barsama dengan anggota-anggota
Program atau kegiatan yang dilakukan oleh para
komunitas motor trabas itu salah satunya adalah dengan berkumpul bersama-sama
untuk saling berinteraksi komunitas motor sangat erat hubungannya dengan
anggota-anggotanya. Program
atau kegiatan yang ada dalam komunitas motor trabas ini banyak yang dilakukan
oleh anggota-anggota komunitas motor trabas itu. Salah satunya kegiatan yang
paling utamanya itu adalah setiap minggunya berkumpul-kumpul dirumahnya bapak
Karta atau dirumah bapak Rukyanto, untuk membicarakan acara touring bersama, turun kejalan-jalan yang
sangat menantang, seperti daerah gunung Lio.
b.
Mengadakan
acara Touring-Touring
Program atau kegiatan yang dilakukan oleh para
komunitas motor trabas itu adalah salah satu hasil cipta atau bentuk dari
interaksi yang mereka ciptakan. Dalam sebuah komunitas motor secara umum pasti
banyak melakukan touring atau
berkunjung kedaerah lain untuk menyalurkan hobi dan minatnya.
c.
Mengadakan
Bakti Sosial
Program atau kegiata seperti bakti sosial memberikan
nialai-nilai yang positif dan membantu masyarakat. Sebagai berikut:
1)
Mengadakan
sunat masal atau khitanan
2)
Membantu
masyarakat yang terkena bencana alam
3. Bentuk
interaksi asosiatif dan disosiatif dalam
komunitas motor trabas
a.
Bentuk Interaksi Asosiatif:
1) Bentuk
interaksi antar anggota komunitas motor trabas
Para anggota komunitas motor trabas setiap minggu
sekali sering melaksanakan acara kumpul-kumpul bersama dirumahnya bapak Karta
dalam acara membahas komunitas motor trabas. Membahas tentang memperbaiki jalan
untuk touring diwilayah yang sering
dilewati oleh para komunitas motor trabas ini, dalam bahasa komunitas dibilang
kerjabakti dalam memperbaiki jalan dari daerah Ganggarok, Ciwindu sampai ke
Gunung Lio. Kegiatan kerjabakti ini setiap anggotanya harus diwajibkan membawa
cangkul, golok, parang dan lain-lain untuk kegunaan dilapangan sangat
dibutuhkan. Para anggota komunitas motor ini sangat kompak dan sangat
diandalkan dalam kerjabakti ini yang membuat berjalannya komunitas ini bertahan sampai saat ini.
2) Bentuk
interaksi komunitas motor trabas pada saat acara touring
Komunitas motor trabas setiap satu
munggu sekali mengadakan acara touring-touring
yang dilaksanakan diwilayah Kecamatan Salem, setiap tiga bulan sekali sering ada efen-efen
yang sering di selenggarakan oleh sponsor dari
kota-kota besar dan komunitas motor trabas yang ada di
Kecamatan Salem ini sering mengikuti kegiatan efen
ini. Dalam bentuk interaksi komunitas ini sangat menjunjung tinggi tali persaudaraan
di dalamnya hal tersebut bisa dilihat pada saat komunitas
itu melakukan kegiatan touring dalam acara touring,
yaitu adanya saling tolong menolong
dan gotong royong.
3) Kerjasama
dalam mengendarai sepeda motor trabas pada saat touring
Dalam mengendarai sepeda motor trabas ini ada
interaksi satu dengan yang lainnya dan mempunyai aturan dan tanda-tanda pada
saat touring, contohnya saja kalau
ada seseorang yang mengatur yang paling depan mengayun-ayunkan tangan berarti
anggota motor trabas harus mengendarai motornya dengan pelan-pelan, terus jika
tangan terbuka dengan lima jari berarti anggota komunitas motor trabas harus berhenti.
Terus jika ada tangan di ayunkan dari belakang ke depan maka anggota komunitas
motor trabas harus berjalan.
4) Bentuk
interaksi komunitas pada saat penyambutan tamu
Komunitas ini juga sering
kedatangan tamu dari komunitas motor trabas dari daerah lain, seperti dari
daerah Bumiyayu, Banjar, Tasik, Kuningan dan lain-lain. Kami semua atas nama
komunitas motor trabas di Kecamatan Salem bahwa jika komunitas kami kedatangan
tamu dari daerah lain kami akan menyambutnya dengan sebaik-baiknya senang hati
menerimanya. Dalam bentuk interaksinya pada saat penyambutan tamu adalah dengan
mengawalinya berjabat tangan dan berkenalan kepada semua komunitas yang datang
dan menberikan salam.
5) Bentuk
interaksi komunitas pada saat bakti sosial
Bahwa
komunitas motor ini sering mengadakan acara bakti sosial satu tahun sekali acara ini dilaksanakan, dalam bakti sosial ini
sering dilaksanakan oleh pengurus dan para anggota komunitas motor trabas,
acara ini diselenggarakan guna untuk
masyarakat, dengan program sunat masal pada anak-anak yang kurang mampu.
Bentuk interaksi didalam program ini sering terjadi diantaranya adanya gotong
royong antar anggota komunitas motor, yaitu dengan mempersiapkan segala sesuatu
yang diperlukan, misalkan menyiapkan kamar untuk anak-anak yang mau disunat
atau khitanan dan para anggota saling membersihkannya agar terlihat bersih dan
sehat, kemudian anggota mempersipkan kain sarung buat anak-anak yang mau
disunat atau khitanan.
b.
Bentuk interaksi disosiatif
1) Bentuk-bentuk interaksi sosial disosiatif
dalam komunitas motor trabas pada saat melakukan touring.
Konflik pada dasarnya
memang selalu ada dan tidak pernah terlepas dari mahluk hidup, konflikpun
sering terjadi demi kepentingan maupun lainnya sering di lakukan, maka tidak
heran konflik sering muncul di dalam kehidupan ataupun dalam sebuah kelompok. Dalam
sebuah komunitas motor inipun ada, seperti ungkapan anggota komunitas yang
mengatakan bahwa:
Mereka tidak setuju pada waktu acara touring- touring
di gunung Lio, saya sering ketinggalan akhirnya saya sering di tinggalkan oleh
anggota yang lain akhirnya saya sering menegor dan marah-marah kepada anggota
yang lain.
B. Saran
Setelah
peneliti melakukan penelitian tentang bentuk interaksi dalam komunitas motor
trabas di Kecamatan Salem Kabupaten Brebes, berikut ini ada beberapa saran yang
dapat peneliti ajukan, antara lain:
1. Bagi
komunitas motor trabas Kecamatan Salem Kabupaten Brebes
Terus berkarya dalam
bidang otomotif di Indonesi. Jagalah
kebersamaan keluarga komunitas motor trabas, saling menjaga satu dengan yang
lainnya.
2. Bagi
mahasiswa
a. Mahasiswa
sebagai generasi penerus dan cendekiawan harus mampu menjembatani antara
komunitas motor dengan masyarakat pada umumnya dengan anggapan miring terhadap
komunitas motor, untuk itu mahasiswa dapat menjembatani mereka agar mereka satu
dengan yang lainnya dapat saling mendorong.
b. Mahasiswa
hurus bisa kritis dalam mengkaji permasalahan komunitas motor dengan geng motor
yang sering dibicarakan diberbagai media, karena antara komunitas dengan geng
motor keduanya sangatlah berbeda jauh.
3. Bagi
masyarakat
a. Masyarakat
dan komunitas hendaknya ada saling menguatkan, saling percaya, dan saling
menjung-jung tinggi sikap yang baik antara komunitas dengan masyarakat, agar
bisa saling menguntungkan satu dengan yang lainnya.
b. Keberadaan
dan kedudukan komunitas motor trabas di Kecamatan Salem haruslah dianggap
samarata sebagai bagian dari anggota masyarakat. Dengan penelitian ini masyarakat
janganlah memandang komunitas itu negatif, karena komunitas berbeda dengan geng
motor, keduanya sangatlah berbeda.
4. Bagi
peneliti yang lain
Memberikan kontribusi
secara ilmiah dalam mengkaji sosial berupa bentuk interaksi dalam komunitas
didalam lingkungan masyarakat, adanya kekurangan dan keterbatasan penelitian
ini maka dibutuhkan penelitian lain agar menambah dan menggali informasi yang
lebih valid, untuk itu saya minta saran dan keritiknya untuk membantu karya
ilmiah ini lebih sempurna lagi.
5. Bagi
pemerintah daerah
Penelitian tentang
komunitas motor trabas ini dapat menjadi formula baru dalam menciptakan kondisi
dan lingkungan yang kondusif didalam lingkungan masyarakat, dengan adanya
dukungan dari pemerintah dan saling menguatkan demi kemajuan bersama maka masyarakat,
komunitas, dan pemerintah saling bekerja sama.
6. Bagi
pembaca
Dengan adnya karya
ilmiah ini menyarankan dan memberikan informasi kepada pembaca dengan adanya
komunitas motor trabas yang ada di Kecamatan Salem bahkan komunitas yang lain,
komunitas adalah salah satu bagian dari masyarakat yang tidak bisa dipisahkan
dan didasari oleh perasaan dan tujuan yang sama satu dengan yang lainnya, dan
mempunyai rasa sepenanggungan, saling membutuhkan satu dengan yang lain. Maka
dari itu janganlah membeda-bedakan dan memandang komunitas motor itu negatif
dan meresahkan masyarakat, karena komunitas adalah bagian dari masyarakat itu
sendiri, pandang komunitas sebagian dari masyarakat kita, karena tidak semua
komunitas motor itu negatif masih banyak
komunitas yang memberikan contoh yang baik seperti komunitas motor trabas ini.
DAFTAR PUSTAKA
Abu Ahmadi.
(1991). Sosiologi Pendidikan,
Jakarta: Rineka Cipta.
Anwar Arifin. (1984). Strategi Komunikasi: Suatu Pengantar
Ringkas, Bandung: Armico
Anselm, Straus dan Juliet, Corbin.
(2007). Dasar-dasar penelitian kualitatif.
Yogyakarta: Pustaka Palajar.
Blumer,
Herbert. (1969) Interaksionisme Simbolik: Perspektif dan Metode Englewood
Cliffs, NJ: Prentice-Hall.
Brouwer. (1982). Pergaulan,
Jakarta: Gramedia.
Deddy
Mulyana. (2005). Ilmu Komunikasi:
Suatu Pengantar, Bandung: Remaja Rosdakarya.
Edward K. Morolok, Pengantar Teknik dan Perencanaan TransportasiJakarta: Penerbit
Erlangga, (1988).
Goffman,
Erving. (1958) Presentasi Diri
Dalam Kehidupan Sehari-Hari Edinburgh: Universitas Edinburgh, Ilmu
Sosial Pusat Penelitian.
Huberman dan Miles. (1992). Analisis Data Kualitatif, (Terjemahan
Tjettep Rohendi Rohidi). Beverli Hills.
Irawan
Soehartono. (2004). Metode Penelitian
Sosial. Bandung: Remaja, Rosdakarya.
Jalaluddin
Rakhmat. (2007). Psikologi Komunikasi.
Bandung: Remaja Rosda Karya.
Jhonson, Doyle
Paul. (1986). Teori Sosiologi Klasik Dan
Modern Jilid II, Terjemahan Robert M. Z Lawang. Jakarta: Gramedia.
Lexy J. Moleong.
(1998). Metodologi Penelitian Kualitatif
Edisi Revisi.Bandung: Remaja Rosdakarya.
Littlejohn.
(1999). Theories of Human Communication,
Belmont, California: Wadsworth Publishing Company.
Masri
Singarimbun. dan Sofian Effendi. (1989). Metode Penelitian Survai.
Jakarta: LP3S
M. Burhan,
Bungin. (2007). Penelitian Kualitatif:
Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
Miles, M.B. dan Huberman, A.M. (1992). Analisis
Data Kualitatif: Buku Sumber Tentang Metode-Metode Baru. UI. Press. Jakarta.
Milles dan
Hubberman. (1992). Analisis Data
Kualitatif. Jakarta: Universitas Indonesia Press.
Mohammad, Nazir. (1999). Metode Penelitian. Jakarta:
Ghalia Indonesia.
Mulyana, Deddy, (2003). Metodologi Penelitian Kualitatif.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Mulyo
Hendarto Edy dan Yusuf. Perkembangan
Potensi Kecamatan Perbatasan Sebagai Daerah Penyangga Perkotaan (Semarang:
Lembaga Penelitian Universitas Diponegoro, 1994).
N. Daldjoeni. (1982) Seluk Beluk Masyarakat Kota: Pusparagam Sosiologi
Kota. Bandung: Alumni.
Nursed Sumaatmadja. (1998). Manusia Dalam Konteks Sosial, Budaya,
dan Lingkungan Hidup. Bandung: Alfabeta.
Soerjono Soekanto. (1985) Kamus Sosiologi. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Soerjono
Soekanto. (2006). Sosiologi Suatu
Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Sudarwan
Danim. (2002). Menjadi Peneliti
Kualitatif. Bandung: Pustaka Setia.
Suharsimi Arikunto. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan
Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Sugiyono. (1999). Metode
Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono.
(2010). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung:
Alfabeta.
Westra,
Parietal. (1990). Beberapa Masalah
Didalam Hubungan Kerja Kemanusiaan. Yogyakarta: Kencana.
Wiryanto.
(2005). Pengantar Ilmu Komunikasi.
Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.
Wexley, Kenneth
.N. dan Yuki, Gary A. (2003). Perilaku
Organisasi dan Psikologi Personalia. Jakarta: Rieneka Cipta.
SKRIPSI
Arif Lius Stiyawan. (2008). Kerjasama Dalam Komunitas Motor Jupiter Cast Wheel Club (JCC) Yogyakarta:
Skripsi
S1. Universitas Negeri Yogyakarta.
Jatiningtyas
Utami. (2007). “Totem Vespa” Studi Klub
di Gunung Kidul, Skripsi S1. Universitas Gajah Mada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar