Sabtu, 04 Mei 2013

SKRIPSI


BAB V
PENUTUP

A.     Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan fakta yang ada mengenai tentang bentuk interaksi dalam komunitas motor trabas di Kecamatan Salem Kabupaten Brebes Jawa Tengah maka dapat diterik kesimpulan sebagai berikut:
1.      Latar belakang komunitas motor trabas berawal mulanya dari kota Bandung Jawa Barat. Komunitas motor trabas itu sangat terkenal kemana-mana hingga merambah ke kota-kota besar seperti Jakarta, Medan, Surabaya, Yogyakarta, Malang, Semarang bahkan keluar polou Jawa dan lain-lain sebagainya. Dengan pemberitaan dimedia masa banyak orang melihat tayangan komunitas motor itu tampil maka banyak orang-orang  yang meniru komunitas motor itu. Seperti halnya para komunitas motor trabas atau motor trail yang ada di desa Bentar samapai ke Bentarsari  Kecamatan Salem Kabupaten Brebes Jawa Tengah.
2.      Program atau kegiatan dalam komunitas motor trabas di Kecamatan Salem Kabupaten Brebes. Para komunitas motor trabas setiap minggunya atau tahunnya mempunyai agenda perogran dan kegiatan. Program dan kegiatan dalam komunitas motor trabas ini bermacam-macam, sebagai berikut:

a.       Mengadakan kumpul-kumpul barsama dengan anggota-anggota
Program atau kegiatan yang dilakukan oleh para komunitas motor trabas itu salah satunya adalah dengan berkumpul bersama-sama untuk saling berinteraksi komunitas motor sangat erat hubungannya dengan anggota-anggotanya. Program atau kegiatan yang ada dalam komunitas motor trabas ini banyak yang dilakukan oleh anggota-anggota komunitas motor trabas itu. Salah satunya kegiatan yang paling utamanya itu adalah setiap minggunya berkumpul-kumpul dirumahnya bapak Karta atau dirumah bapak Rukyanto, untuk membicarakan acara touring bersama, turun kejalan-jalan yang sangat menantang, seperti daerah gunung Lio.
b.       Mengadakan acara Touring-Touring
Program atau kegiatan yang dilakukan oleh para komunitas motor trabas itu adalah salah satu hasil cipta atau bentuk dari interaksi yang mereka ciptakan. Dalam sebuah komunitas motor secara umum pasti banyak melakukan touring atau berkunjung kedaerah lain untuk menyalurkan hobi dan minatnya.
c.       Mengadakan Bakti Sosial
Program atau kegiata seperti bakti sosial memberikan nialai-nilai yang positif dan membantu masyarakat. Sebagai berikut:
1)      Mengadakan sunat masal atau khitanan
2)      Membantu masyarakat yang terkena bencana alam

3.      Bentuk interaksi asosiatif dan disosiatif dalam komunitas motor trabas
a.       Bentuk Interaksi Asosiatif:
1)      Bentuk interaksi antar anggota komunitas motor trabas
Para anggota komunitas motor trabas setiap minggu sekali sering melaksanakan acara kumpul-kumpul bersama dirumahnya bapak Karta dalam acara membahas komunitas motor trabas. Membahas tentang memperbaiki jalan untuk touring diwilayah yang sering dilewati oleh para komunitas motor trabas ini, dalam bahasa komunitas dibilang kerjabakti dalam memperbaiki jalan dari daerah Ganggarok, Ciwindu sampai ke Gunung Lio. Kegiatan kerjabakti ini setiap anggotanya harus diwajibkan membawa cangkul, golok, parang dan lain-lain untuk kegunaan dilapangan sangat dibutuhkan. Para anggota komunitas motor ini sangat kompak dan sangat  diandalkan dalam kerjabakti ini yang membuat berjalannya komunitas ini bertahan sampai saat ini.
2)      Bentuk interaksi komunitas motor trabas pada saat acara touring
Komunitas motor trabas setiap satu munggu sekali mengadakan acara touring-touring yang dilaksanakan diwilayah Kecamatan Salem, setiap tiga bulan sekali sering ada efen-efen yang sering di selenggarakan oleh sponsor dari kota-kota besar dan komunitas motor trabas yang ada di Kecamatan Salem ini sering mengikuti kegiatan efen ini. Dalam bentuk interaksi komunitas ini sangat menjunjung tinggi tali persaudaraan di dalamnya hal tersebut bisa dilihat pada saat komunitas itu melakukan kegiatan touring dalam acara touring, yaitu adanya saling tolong menolong dan gotong royong.
3)      Kerjasama dalam mengendarai sepeda motor trabas pada saat touring
Dalam mengendarai sepeda motor trabas ini ada interaksi satu dengan yang lainnya dan mempunyai aturan dan tanda-tanda pada saat touring, contohnya saja kalau ada seseorang yang mengatur yang paling depan mengayun-ayunkan tangan berarti anggota motor trabas harus mengendarai motornya dengan pelan-pelan, terus jika tangan terbuka dengan lima jari berarti anggota komunitas motor trabas harus berhenti. Terus jika ada tangan di ayunkan dari belakang ke depan maka anggota komunitas motor trabas harus berjalan.
4)      Bentuk interaksi komunitas pada saat penyambutan tamu
Komunitas ini juga sering kedatangan tamu dari komunitas motor trabas dari daerah lain, seperti dari daerah Bumiyayu, Banjar, Tasik, Kuningan dan lain-lain. Kami semua atas nama komunitas motor trabas di Kecamatan Salem bahwa jika komunitas kami kedatangan tamu dari daerah lain kami akan menyambutnya dengan sebaik-baiknya senang hati menerimanya. Dalam bentuk interaksinya pada saat penyambutan tamu adalah dengan mengawalinya berjabat tangan dan berkenalan kepada semua komunitas yang datang dan menberikan salam.

5)      Bentuk interaksi komunitas pada saat bakti sosial
Bahwa komunitas motor ini sering mengadakan acara bakti sosial satu tahun sekali acara ini dilaksanakan,  dalam bakti sosial ini sering dilaksanakan oleh pengurus dan para anggota komunitas motor trabas, acara ini diselenggarakan guna untuk  masyarakat, dengan program sunat masal pada anak-anak yang kurang mampu. Bentuk interaksi didalam program ini sering terjadi diantaranya adanya gotong royong antar anggota komunitas motor, yaitu dengan mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan, misalkan menyiapkan kamar untuk anak-anak yang mau disunat atau khitanan dan para anggota saling membersihkannya agar terlihat bersih dan sehat, kemudian anggota mempersipkan kain sarung buat anak-anak yang mau disunat atau khitanan.
b.      Bentuk interaksi disosiatif
1)      Bentuk-bentuk interaksi sosial disosiatif dalam komunitas motor trabas pada saat melakukan touring.
Konflik pada dasarnya memang selalu ada dan tidak pernah terlepas dari mahluk hidup, konflikpun sering terjadi demi kepentingan maupun lainnya sering di lakukan, maka tidak heran konflik sering muncul di dalam kehidupan ataupun dalam sebuah kelompok. Dalam sebuah komunitas motor inipun ada, seperti ungkapan anggota komunitas yang mengatakan bahwa:
 Mereka  tidak setuju pada waktu acara touring- touring di gunung Lio, saya sering ketinggalan akhirnya saya sering di tinggalkan oleh anggota yang lain akhirnya saya sering menegor dan marah-marah kepada anggota yang lain.

B.     Saran
Setelah peneliti melakukan penelitian tentang bentuk interaksi dalam komunitas motor trabas di Kecamatan Salem Kabupaten Brebes, berikut ini ada beberapa saran yang dapat peneliti ajukan, antara lain:
1.      Bagi komunitas motor trabas Kecamatan Salem Kabupaten Brebes
Terus berkarya dalam bidang otomotif di Indonesi. Jagalah kebersamaan keluarga komunitas motor trabas, saling menjaga satu dengan yang lainnya.
2.      Bagi mahasiswa
a.       Mahasiswa sebagai generasi penerus dan cendekiawan harus mampu menjembatani antara komunitas motor dengan masyarakat pada umumnya dengan anggapan miring terhadap komunitas motor, untuk itu mahasiswa dapat menjembatani mereka agar mereka satu dengan yang lainnya dapat saling mendorong.
b.      Mahasiswa hurus bisa kritis dalam mengkaji permasalahan komunitas motor dengan geng motor yang sering dibicarakan diberbagai media, karena antara komunitas dengan geng motor keduanya sangatlah berbeda jauh. 
3.      Bagi masyarakat
a.       Masyarakat dan komunitas hendaknya ada saling menguatkan, saling percaya, dan saling menjung-jung tinggi sikap yang baik antara komunitas dengan masyarakat, agar bisa saling menguntungkan satu dengan yang lainnya.
b.      Keberadaan dan kedudukan komunitas motor trabas di Kecamatan Salem haruslah dianggap samarata sebagai bagian dari anggota masyarakat. Dengan penelitian ini masyarakat janganlah memandang komunitas itu negatif, karena komunitas berbeda dengan geng motor, keduanya sangatlah berbeda.
4.      Bagi peneliti yang lain
Memberikan kontribusi secara ilmiah dalam mengkaji sosial berupa bentuk interaksi dalam komunitas didalam lingkungan masyarakat, adanya kekurangan dan keterbatasan penelitian ini maka dibutuhkan penelitian lain agar menambah dan menggali informasi yang lebih valid, untuk itu saya minta saran dan keritiknya untuk membantu karya ilmiah ini lebih sempurna lagi.
5.      Bagi pemerintah daerah
Penelitian tentang komunitas motor trabas ini dapat menjadi formula baru dalam menciptakan kondisi dan lingkungan yang kondusif didalam lingkungan masyarakat, dengan adanya dukungan dari pemerintah dan saling menguatkan demi kemajuan bersama maka masyarakat, komunitas, dan pemerintah saling bekerja sama.
6.      Bagi pembaca
Dengan adnya karya ilmiah ini menyarankan dan memberikan informasi kepada pembaca dengan adanya komunitas motor trabas yang ada di Kecamatan Salem bahkan komunitas yang lain, komunitas adalah salah satu bagian dari masyarakat yang tidak bisa dipisahkan dan didasari oleh perasaan dan tujuan yang sama satu dengan yang lainnya, dan mempunyai rasa sepenanggungan, saling membutuhkan satu dengan yang lain. Maka dari itu janganlah membeda-bedakan dan memandang komunitas motor itu negatif dan meresahkan masyarakat, karena komunitas adalah bagian dari masyarakat itu sendiri, pandang komunitas sebagian dari masyarakat kita, karena tidak semua komunitas motor itu negatif  masih banyak komunitas yang memberikan contoh yang baik seperti komunitas motor trabas ini.



 DAFTAR PUSTAKA
Abu Ahmadi. (1991). Sosiologi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta.
Anwar Arifin. (1984). Strategi Komunikasi: Suatu Pengantar Ringkas, Bandung: Armico

Anselm, Straus dan Juliet, Corbin. (2007). Dasar-dasar penelitian kualitatif. Yogyakarta: Pustaka Palajar.

Blumer, Herbert. (1969) Interaksionisme Simbolik: Perspektif dan Metode Englewood Cliffs, NJ: Prentice-Hall.
Brouwer. (1982). Pergaulan, Jakarta: Gramedia.
Deddy Mulyana. (2005). Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar, Bandung: Remaja Rosdakarya.

Edward K. Morolok, Pengantar Teknik dan Perencanaan TransportasiJakarta: Penerbit Erlangga, (1988).

Garfinkel Harold. (1967). Studi di Ethnomethodology Englewood Cliffs, NJ: Prentice-Hall.

Goffman, Erving. (1958) Presentasi Diri Dalam Kehidupan Sehari-Hari Edinburgh: Universitas Edinburgh, Ilmu Sosial Pusat Penelitian.

Huberman dan Miles. (1992). Analisis Data Kualitatif, (Terjemahan Tjettep Rohendi Rohidi). Beverli Hills.

Irawan Soehartono. (2004). Metode Penelitian Sosial. Bandung: Remaja, Rosdakarya.

Jalaluddin Rakhmat. (2007). Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Jhonson, Doyle Paul. (1986). Teori Sosiologi Klasik Dan Modern Jilid II, Terjemahan Robert M. Z Lawang. Jakarta: Gramedia.
Lexy J. Moleong. (1998). Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi.Bandung: Remaja Rosdakarya.

Littlejohn. (1999). Theories of Human Communication, Belmont, California: Wadsworth Publishing Company.

Masri Singarimbun.  dan Sofian Effendi. (1989). Metode Penelitian Survai. Jakarta: LP3S

M. Burhan, Bungin. (2007). Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Miles, M.B. dan Huberman, A.M. (1992). Analisis Data Kualitatif: Buku Sumber Tentang Metode-Metode Baru. UI. Press. Jakarta.

Milles dan Hubberman. (1992). Analisis Data Kualitatif. Jakarta: Universitas Indonesia Press.

Mohammad, Nazir. (1999). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Mulyana, Deddy, (2003). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Mulyo Hendarto Edy dan Yusuf. Perkembangan Potensi Kecamatan Perbatasan Sebagai Daerah Penyangga Perkotaan (Semarang: Lembaga Penelitian Universitas Diponegoro, 1994).

N. Daldjoeni. (1982) Seluk Beluk Masyarakat Kota: Pusparagam Sosiologi Kota. Bandung: Alumni.

Nursed Sumaatmadja. (1998). Manusia Dalam Konteks Sosial, Budaya, dan Lingkungan Hidup. Bandung: Alfabeta.

Soerjono Soekanto. (1985) Kamus Sosiologi. Jakarta: Raja Grafindo  Persada.

Soerjono Soekanto. (2006). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Sudarwan Danim. (2002). Menjadi Peneliti Kualitatif. Bandung: Pustaka Setia.

Suharsimi Arikunto. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Sugiyono. (1999). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2010). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Westra, Parietal. (1990). Beberapa Masalah Didalam Hubungan Kerja Kemanusiaan. Yogyakarta: Kencana.

Wiryanto. (2005). Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.

Wexley, Kenneth .N. dan Yuki, Gary A. (2003). Perilaku Organisasi dan Psikologi Personalia. Jakarta: Rieneka Cipta.



SKRIPSI

Arif Lius Stiyawan. (2008). Kerjasama Dalam Komunitas Motor Jupiter Cast Wheel Club (JCC) Yogyakarta: Skripsi S1. Universitas Negeri Yogyakarta.

Jatiningtyas Utami. (2007). “Totem Vespa”  Studi Klub  di Gunung Kidul, Skripsi S1. Universitas Gajah Mada.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar